![]() | |
|
PIDIE JAYA | BATANEWS
Derita masyarakat Pidie Jaya belum berakhir. Setelah rumah-rumah mereka disapu banjir besar beberapa hari lalu, kini warga kembali diuji dengan kelangkaan Bahan Bakar Minyak (BBM) yang semakin menyesakkan. Antrean panjang di SPBU menjadi pemandangan harian yang seolah tak pernah putus, membuat masyarakat terpaksa mengorbankan waktu, tenaga, dan perasaan yang sudah lelah akibat musibah.
Pantauan Batanews pada Selasa (2/12/2025), ratusan warga tampak memenuhi area SPBU sejak matahari baru terbit. Kendaraan roda dua dan roda empat mengular hingga ke badan jalan. Di tengah kerumunan, sejumlah warga berdiri sambil memeluk jerigen dan botol Aqua, berharap masih ada sisa BBM untuk mereka. Tidak sedikit yang terlihat letih, duduk di pinggir jalan dengan wajah pasrah menunggu giliran yang entah kapan tiba.
Di tengah situasi yang belum stabil, harga BBM di kios-kios eceran meroket hingga Rp 20.000 per botol Aqua sedang. Bagi warga yang baru saja kehilangan harta benda akibat banjir, kenaikan ini terasa begitu memberatkan. Mereka seakan dipaksa memilih antara mengantre berjam-jam atau membeli dengan harga yang tak sanggup mereka jangkau.
![]() |
| Harga Rp 20.000/ botol |
Fadli (38), salah satu warga, tak mampu menyembunyikan rasa kecewanya. "Antrean dari pagi sampai malam tetap panjang. Besoknya begitu lagi. Kadang saat sudah hampir sampai, minyak malah habis. Rasanya seperti diuji lagi setelah banjir. Kami benar-benar kesulitan," ucapnya dengan suara lirih.
Banyak aktivitas masyarakat kini terhenti. Nelayan tak bisa melaut, pedagang kesulitan mengantar barang, sementara warga lainnya tak mampu melakukan perjalanan penting karena kehabisan BBM. Kondisi ini membuat beban pascabencana semakin berat.
Seorang ibu rumah tangga yang ditemui di lokasi juga menahan haru saat menceritakan kesulitan yang dialami keluarganya.
"Kami baru selesai membersihkan rumah dari lumpur. Capek belum hilang, sekarang harus berjuang lagi mencari minyak. Tolong pemerintah bantu kami," ujarnya.
Masyarakat berharap pemerintah daerah dan pihak terkait segera mengambil langkah cepat untuk menormalkan distribusi BBM. Di tengah suasana pemulihan yang masih rapuh, tambahan beban seperti ini membuat banyak warga merasa semakin terpojok.
Kelangkaan ini diperkirakan masih berlangsung hingga suplai BBM kembali stabil. Hingga saat itu tiba, warga Pidie Jaya hanya bisa berharap dan bertahan di tengah situasi yang kian menekan. [W4N15]




